DIALOG SENI DAN HAM

Menyambut Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan  (25 November) dan Hari Hak Asasi Manusia  (10 Desember)


INSTITUT UNGU

Pengisi Acara

PELUNCURAN BUKU, DISKUSI DAN TEMU SUTRADARA WAKTU TANPA BUKU
Produser dan Penerjemah

Penulis Drama

Konsultan


Eivind Forbord Røvig


Eivind Forbord Røvig ​

Kedutaan Besar Norwegia – Jakarta


Eivind Forbord Røvig

Eivind Forbord Røvig ​

Kedutaan Besar Norwegia – Jakarta

Ramdiana


Ramdiana

Sutradara (Aceh)


Ramdiana

Ramdiana

Sutradara (Aceh)

Ramdiana M. Sn. adalah perempuan yang meniti karir di jalur keseian dalam hal ini fokus pada teater dan tari. Selama ini aktif di berbagai kegiatan Budaya dan Seni pertunjukan baik sebagai produser maupun presenter.
Aktifitas sehari-hari selain membina teater Sapu Lidi dan UKM SENI IMTGT UNSYIAH, adalah dosen di FKIP sendratasik, mengajar matakuliah teater sejak 2006. Mengisi beberapa diskusi dan workshop bidang seni pertunjukan di berbagai wilayah di Aceh. Beberpa kali membawa tim kesenian ke tingkat nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama bidang budaya.
Agnes


Agnes Christina

Sutradara (Yogyakarta)


Agnes

Agnes Christina

Sutradara (Yogyakarta)

Agnes Christina adalah seorang seniman multidisipliner yang karyanya banyak membahas perihal negosiasi dalam hidup keseharian manusia. Agnes seringkali mengkolaborasikan beberapa medium seperti teater, lukisan dan video di dalam satu karya untuk menciptakan lapisan-lapisan cerita dan ritme natural yang menjadi atmosfir karya itu sendiri.
Agnes memulai karir profesionalnya di dunia pertunjukan sejak tahun 2008 di Singapura. Sejak itu, dia sering menciptakan pertunjukan dan proyek seni secara independen. Selain menjadi sutradara, Agnes juga menulis naskah teater, komik dan melukis.
Di tahun 2013, lewat program Directors’ Lab dari The Substation Singapore dan Singapore National Arts Council, Agnes memulai proyek Reading Centhini yang bermaksud untuk menerjemahkan Serat Centhini ke dalam bentuk pertunjukan. Proyek ini masih berlangsung sampai sekarang.
Di tahun 2017, Agnes menginisiasi LIAR PROJECT dimana dia memfasilitasi siapapun yang ingin menyampaikan cerita dalam bentuk pertunjukan.
Heliana Sinaga


Heliana Sinaga

Sutradara (Bandung)


Heliana Sinaga

Heliana Sinaga

Sutradara (Bandung)

Mulai aktif terlibat di dunia teater sejak tahun 2005 sebagai Sutradara, Pemain, Produser, Manager Panggung dan Penerjemah naskah teater berbahasa Jerman.
Pernah terlibat dalam berbagai komunitas & yayasan antara lain:
Mainteater Bandung, Institut Ungu Titimangsa Foundation, Teater Lakon, Teater Tujuh Damar, The Indonesian Children Choir, Gita Svara, Gathaya Performing Arts, Yayasan Titian Penerus Bangsa & Mainmonolog.
Saat ini, menjabat sebagai Direktur Umum di Mainteater Bandung dan fokus pada bidang penyutradaraan
Beberapa naskah teater yang diterjemahkan dan telah dipentaskan oleh beberapa kelompok teater di Bandung antara lain naskah Sektor Ketiga (Dea Loher), Dunia Tanpa Kata, An Art and War Criticism (Dea Loher), Di Bawah Lapisan Es (Falk Richter), Bella, Bos, Bulli (Volker Ludwig), Aua (Putu Wijaya), Liebes Geschichte (Arifin C. Noor).
Heliana belajar bahasa dan teater di Volkhochschule, Munich, Jerman (2007 – 2008) dan mendapat beasiswa dari Goethe Institut untuk mengikuti workshop teater & penerjemahan naskah drama di Mülheimer Theater Festival, (Jerman, 2010) & mengikuti workshop subtitle film berbahasa Jerman (2011).


Ruth Marini

Sutradara (Jakarta)


Ruth Marini

Sutradara (Jakarta)

16 tahun kiprah kesenimanannya di teater di mulai dari Lampung, bersama kelompok Teater Satu. Banyak naskah yang pernah ia pentaskan dan kerap membekas di benak dan hati penontonnya. Ruth sempat dinobatkan sebagai aktris monolog terbaik Indonesia pada tahun 2007.
Setelah itu, tahun 2017 Ruth hijrah ke Jakarta dan tetap membangun kariernya di sana. Ia mendirikan Sanggar Aktor Cilik Indonesia yang saat ini beranggotakan puluhan anak yang terjun ke dunia perfilman dan televisi serta mendirikan Actor Works, tempat di mana para artis film dan televisi menempa dirinya sebagai seorang aktor.
Saat ini selain sebagai aktor film dan teater, Ruth berprofesi sebagai acting coach bagi film.
2 tahun kiprahnya di dunia film, Telah lebih dari 10 film box office yang ia mainkan. Salah satunya Ia berperan sebagai Sinto Gendeng dalam film Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 dan meraih beberapa nominasi dalam Festifal Film Indonesia (FFI) , Indonesian Movie Actor (IMA), Piala Maya, Indonesia Box Office (IBOMA), Festival Film Tempo (FFT) di tahun 2018, ‘Sebelum Iblis menjemput ayat 1 dan 2’, ‘Ratu Ilmu Hitam’, ‘Demi Waktu’ , dll.
Di teater, 2 pentas terbarunya adalah Wayang Orang dengan judul Sang Sukrasana yang meraih apresiasi besar di seni pertunjukan wayang orang Indonesia dan sebagai “Nyi Reso” dalam pertujukan Maha Karya Maestro WS. Rendra, “Panembahan Reso”.
Shinta Febriany


Shinta Febriany

Sutradara (Makassar)


Shinta Febriany

Shinta Febriany

Sutradara (Makassar)

Shinta Febriany bekerja sebagai sutradara, penulis naskah, dan penyair. Dia mendirikan Kala Teater pada tahun 2006 dan bekerja sebagai Direktur Artistik Kala Teater. Atas dedikasinya di bidang teater dia dianugerahi penghargaan Celebes Award dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ditahun2007.
Bersama Kala Teater, Shinta menginisiasi dan mengerjakan proyek Kota dalam Teater (City in Theatre Project), sebuah proyek pembacaan isu kota berdasarkan riset terhadap warga kota berdurasi sepuluh tahun, 2015-2025. BeriAku Pantai yang Dulu, Gila Orang Gila, dan Jangan Mati Sebelum Dia Tiba merupakan naskahnya di proyek Kota dalam Teater yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan turut dalam kumpulan New Indonesian Plays terbitan Aurora Metro Books, London.
Shinta meraih gelar master di Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan SeniRupa, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Saat ini juga bekerja sebagai Dosen Luar Biasa di Institut Seni dan Budaya Indonesia Sulawesi Selatan.
Nano Riantiarno


Nano Riantiarno

Penulis Pengantar Buku Waktu Tanpa Buku/Dramawan Teater Koma


Nano Riantiarno

Nano Riantiarno

Penulis Pengantar Buku Waktu Tanpa Buku/Dramawan Teater Koma


Bambang Muryanto

Wartawan The Jakarta Post


Bambang Muryanto

Wartawan The Jakarta Post

NARASUMBER/ PEMBICARA DISKUSI PUBLIK ‘SENI DAN HAM’:

Fanny Chotimah


Fanny Chotimah

Filmmaker (Salatiga)


Fanny Chotimah

Fanny Chotimah

Filmmaker (Salatiga)

Fanny Chotimah, lahir di Bandung, bekerja sebagai penulis paruh waktu. Beberapa tulisannya diterbitkan oleh surat kabar lokal dan nasional dan tergabung dalam beberapa
buku antologi.
Saat ini masih aktif bergiat dalam komunitas film, sastra, dan gerakan perempuan. Film “You and I” merupakan debutnya sebagai sutradara film dokumenter panjang.
Linda Tagie


Linda Tagie

Seniman Teater (NTT)


Linda Tagie

Linda Tagie

Seniman Teater (NTT)

Penggiat Teater di kota Kupang, NTT. Founder Komunitas Lowewini. Peserta terpilih dalam Art Summit Indonesia (2016), Temu Seniman Perempuan (2016), Temu Seni Sumba dan Flores (2017), Makassar Bienalle (2017), Feminis Festival (2017), dan Peretas Berkumpul (2019).
Hafez Gumay


Hafez Gumay

Pengamat dan Peneliti Kebijakan Seni (Koalisi Seni)


Hafez Gumay

Hafez Gumay

Pengamat dan Peneliti Kebijakan Seni (Koalisi Seni)

Hafez bergabung sebagai peneliti di Koalisi Seni sejak 2014. Kini, sehari-hari ia melaksanakan program advokasi kebijakan seperti mengawal penyusunan UU Pemajuan Kebudayaan dan peraturan pelaksanaannya, pembentukan dana abadi kesenian, serta penelaahan RUU Permusikan. Lulus sebagai Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, Hafez langsung bergabung dengan Koalisi Seni. Ia kemudian merampungkan program Magister Hukum Universitas Indonesia dengan program peminatan Hak Asasi Manusia dan Tata Kelola Pemerintahan.
Dicky Senda


Dicky Senda

Sastrawan (NTT)


Dicky Senda

Dicky Senda

Sastrawan (NTT)

Penulis, pegiat pangan dan pendiri Komunitas Lakoat.Kujawas. Bersama perempuan dan pemuda adat di Pegunungan Mollo, melakukan kerja pengarsipan pengetahuan sejarah, budaya dan kesenian lokal dan menyelenggarakan model heritage trail bertema pangan dan ekologi. Mengagas Skol Tamolok, sebuah ruang pendidikan kritis dan kontekstual bagi warga Desa Taiftob di Timor Tengah Selatan.
Danang Joedodarmo Tashoora


Danang Joedodarmo Tashoora

Musisi (Yogyakarta/Jakarta)


Danang Joedodarmo Tashoora

Danang Joedodarmo Tashoora

Musisi (Yogyakarta/Jakarta)

Tashoora adalah sebuah grup musik asal Yogyakarta, Indonesia, yang terbentuk pada September 2016. Grup musik ini terdiri dari Danang Joedodarmo (Gitar, Vokal), Dita Permatas (Akordeon, Kibor, Vokal), Gusti Arirang (Bas, Vokal), Mahesa Santoso (Drum), Danu Wardhana (Violin, Vokal) dan Sasi Kirono (Gitar, Vokal).
Pada tanggal 14 Desember 2018, Tashoora bekerja sama dengan Degup Detak Records (Yogyakarta), Juni Records (Jakarta) dan Nadarama Recording (Jakarta) untuk merilis mini album live perdana mereka yang bertajuk Ruang.
Yulia Evina Bhara


Yulia Evina Bara

Produser Film


Yulia Evina Bhara

Yulia Evina Bara

Produser Film

Adalah produser film dan founder KawanKawan Media. Rumah produksi Film berbasis di Jakarta yang fokus pada co-produksi internasional. Kurun waktu 2013-2020 ia memproduser beberapa film diantaranya: On the Origin Of Fear (sutradara: Bayu Prihantoro Filemon, Venice Film Festival, Orizonnti 2016), Istirahatlah Kata-Kata (sutradara: Yosep Anggi Noen, Locarno Film Festival 2016), The Science of Fictions (sutradara: Yosep Anggi Noen, main competition, special mention award Locarno Film Festival 2019), You And I (sutradara Fanny Chotimah, DMZ Docs Asian Perspective Award 2020).
Saat ini Ia sedang memproduseri beberapa film yang sedang dalam proses development hingga post produksi diantaranya: Autobiography (sutradara: Makbul Mubarak, Locarno main prize 2019, Berlinale Co-production Market 2019, TorinoFilmLab 2017, SEAFIC 2019). Songsmith (sutradara: Bayu Prihantoro Filemon, TorinoFilmLab 2019). Jilah and the Man With Two Names (sutradara Yosep Anggi Noen, Busan APM 2019, CineMart 2020). Voice of Baceprot (sutradara: Yosep Anggi Noen, Vision Du Reel 2020, cannes Docs 2020, DMZ Docs Pitch 2020). Selain memproduseri film Indonesia, ia juga menjadi Co-produser beberapa proyek film di Asia Tenggara, diantaranya: Tiger Stripes (sutradara: Amanda Nell Eu- Malaysia, L’Atelier Cannes 2020, ) dan Whether The Weather Is Fine (sutradara: Carlo Francisco Manatad-Filipina, L’Atelier Cannes 2018).

NARASUMBER/ PEMBICARA/MODERATOR DISKUSI PUBLIK ‘WOMEN’S RIGHTS ARE HUMAN RIGHTS’

Sadika Hamid


Sadika Hamid

Amnesty International Indonesia


Sadika Hamid

Sadika Hamid

Amnesty International Indonesia

Sadika Hamid adalah seorang spesialis komunikasi yang memiliki pengalaman panjang bekerja di media dan organisasi non-profit. Ia bergabung sebagai Manajer Komunikasi Amnesty International Indonesia pada 2018 dan berhasil membawa Amnesty meraih penghargaan utama di kategori kreatif Communications Award Amnesty global.  
 
Sebelum bergabung dengan Amnesty International Indonesia, peraih master dari Cardiff University, Wales, ini merupakan Redaktur Tempo Media Lab dan Koordinator Tempo English Online.  
Bhena Geerushtia


Bhena Geerushtia

Remotivi


Bhena Geerushtia

Bhena Geerushtia

Remotivi

Bhena Geerushtia aktiv di Remotivi, mengadvokasi iklim media yang lebih ramah terhadap kelompok marjinal seperti perempuan, LGBT, diasbilitas dan agama minoritas.
Riska Carolina


Riska Carolina

Peneliti Gender dan Seksualitas


Riska Carolina

Riska Carolina

Peneliti Gender dan Seksualitas

Currently working as Advocacy & Policy Specialist at the Indonesia Planned Parenthood Association (IPPA), wrote “Articles of Decency: Laws that reduce Sexual Reproductive Health & Rights” published in 2020; Director of Advocacy and Public Policy at the Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC Indonesia) and wrote the “IDAHOBIT Report” Campus Persecution to LGBT “in 2019 and” Research Report on Cyber Sexual Violence and Its Managed in Indonesia “in 2019; Former Head of Advocacy Division of Arus Pelangi and still as their research consultant, also wrote the “Dark Note: 12 Years Persecution toward LGBTI in Indonesia” in 2019 and The “Brief Analysis of Article 469 and Article 2: The Potential of Criminalization and Persecution of Non-Normative Sexual Orientation and Gender Identity in Post Penal Code Enactment; Previously worked as a Human Rights Researcher at the Institute for Policy Research and Advocacy (ELSAM) and wrote “Correlation Between Hoax, Fake News, And Increased Extremism”, in 2017 and contribute on research of “Mapping of Criminal Code Changes to Human Rights: Providing Un-Spoken Votes and Strengthening National Civil Service Advocacy from Territory: Mapping of the Impact of RKUHP on the Potential of Reducing Human Rights Enjoyment to 4 (four) Vulnerable Groups” in 2017, also contribute on research “Effect of Effective Communication on Community Participation in Policy Making”
working as contributors for Academic papers to increase the age of marriage to 19 years; advocating for all articles related to decency in penal code revision such as intercourse outside of marriage including same sex relations; wrote “National Consultative Report: Putting Back the Criminal Law Renewal Process In Context of National Law Development” with 5 organizational member of National Penal Code Reform Alliance. Opposing the family resilience bill that will standardize heteronormative families and justify conversion therapy for LGBT youth; and as a contributor to write the substance of the draft bill on eliminating sexual violence in 2020.
Kania Mamoto


Kania Mamoto

AJAR, Asia Justice and Rights


Kania Mamoto

Kania Mamoto

AJAR, Asia Justice and Rights

Kania Mamonto adalah seorang fasilitator dan organizer muda. Sangat tertarik dengan isu HAM, Pemberdayaan perempuan, dan Pop Culture.  Saat ini membantu Asia Justice and Rights sebagai program Officer.
Naomi Srikandi


Naomi Srikandi

Pekerja Seni


Naomi Srikandi

Naomi Srikandi

Pekerja Seni

Naomi Srikandi adalah penulis dan pekerja teater. Karya fiksi dan pertunjukannya menggunakan estetika sebagai kerangka kerja untuk menyelidiki bagaimana dalam sehari-hari gambar, suara, bahasa bertimbal-baik dengan politik. Ia turut mendirikan dan mengelola Peretas; organisasi yang berfokus pada penguatan jaringan perempuan pekerja seni yang lintas batas. Ia juga bagian dari kolektif penggagas dan pengelola Sekolah Pemikiran Perempuan. 
Mutiara Ika Pertiwi


Mutiara Ika Pratiwi

Perempuan Mahardhika


Mutiara Ika Pertiwi

Mutiara Ika Pratiwi

Perempuan Mahardhika

Mutiara Ika Pratiwi atau yang akrab disapa Ika adalah seorang feminis yang aktif membangun organisasi Perempuan Mahardhika. Saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris Nasional. Pemaknaan mengenai Konsep Kerja dan pergerakan bersama dengan pekerja perempuan menjadi titik penting baginya dan kolektif Perempuan Mahardhika dalam menterjemahkan feminisme.
Dalam Penelitian Perempuan Mahardhika (2017) tentang Kekerasan Berbasis Gender pada Buruh Garmen, Ika terlibat sebagai Tim Penyusun Laporan. Ia juga menjadi penulis Modul Perempuan dan Kerja di tahun yang sama. Mengawali keterlibatan di dunia pergerakan sebagai aktivis mahasiswa, Ika kemudian memilih untuk fokus membangun organisasi perempuan. Langkah tersebut baginya adalah sebuah sikap bahwa perjuangan pembebasan perempuan merupakan elemen penting dalam narasi perubahan sosial dan perwujudan hak asasi manusia. 
Anindya Restuviani


Anindya Restuviani

Jakarta Feminist Association


Anindya Restuviani

Anindya Restuviani

Jakarta Feminist Association

Anindya is an Indonesian feminist activist who advocates for diverse feminist issues in Indonesia, with an emphasis on sexual and reproductive rights. Through her role as Program Director of Jakarta Feminist Association, Anindya helps to provide safe spaces where women in Jakarta can discuss the gendered difficulties that they face. She also coordinated Women’s March Jakarta since 2017. As the Co-Director of Hollaback Jakarta, a movement that seeks to end harassment in public spaces, Anindya has helped to develop a mobile app for sharing and discussing stories of harassment. She has also created an online module for harassment bystander intervention training. Anindya was part of a team who advocated for the legalisation of an Anti-Sexual Violence Bill in Indonesia. Through her work, Anindya encourages others to become more active participants in the struggle towards gender equality in Indonesia.

NARASUMBER ANTAR GENERASI BICARA HAM

Svetlana Dayani


Svetlana Dayani

Penyintas ‘65’ Generasi Baby Boomer


Svetlana Dayani

Svetlana Dayani

Penyintas ‘65’ Generasi Baby Boomer

Agnes Christina adalah seorang seniman multidisipliner yang karyanya banyak membahas perihal negosiasi dalam hidup keseharian manusia. Agnes seringkali mengkolaborasikan beberapa medium seperti teater, lukisan dan video di dalam satu karya untuk menciptakan lapisan-lapisan cerita dan ritme natural yang menjadi atmosfir karya itu sendiri.
Agnes memulai karir profesionalnya di dunia pertunjukan sejak tahun 2008 di Singapura. Sejak itu, dia sering menciptakan pertunjukan dan proyek seni secara independen. Selain menjadi sutradara, Agnes juga menulis naskah teater, komik dan melukis.
Di tahun 2013, lewat program Directors’ Lab dari The Substation Singapore dan Singapore National Arts Council, Agnes memulai proyek Reading Centhini yang bermaksud untuk menerjemahkan Serat Centhini ke dalam bentuk pertunjukan. Proyek ini masih berlangsung sampai sekarang.
Di tahun 2017, Agnes menginisiasi LIAR PROJECT dimana dia memfasilitasi siapapun yang ingin menyampaikan cerita dalam bentuk pertunjukan.
Agnes Christina


Agnes Christina

Seniman Perempuan – Generasi X


Agnes Christina

Agnes Christina

Seniman Perempuan – Generasi X

Ayu Diasti Rahmawati, MA


Ayu Diasti Rahmawati, MA

Dosen HI UGM – Generasi Y/Milenial


Ayu Diasti Rahmawati, MA

Ayu Diasti Rahmawati, MA

Dosen HI UGM – Generasi Y/Milenial

M Hiraki Persada


M. Hiraki Persada

Mahasiswa UGM – Generasi Z


M Hiraki Persada

M. Hiraki Persada

Mahasiswa UGM – Generasi Z

Dana Fahadi, MA


Dana Fahadi, MComm & MediaSt

YouSure UGM


Dana Fahadi, MA

Dana Fahadi, MComm & MediaSt

YouSure UGM

NARASUMBER SEMINAR HUMAN RIGHTS GOES TO CAMPUS YOGYAKARTA
“Generasi Muda memandang Martabat Manusia dan Ke-Indonesiaan”

Eivind Forbord Røvig


Eivind Forbord Røvig ​

Kedutaan Besar Norwegia – Jakarta


Eivind Forbord Røvig

Eivind Forbord Røvig ​

Kedutaan Besar Norwegia – Jakarta

Gustika Jusuf Hatta


Gustika Jusuf Hatta

Penyintas ‘65’ Generasi Baby Boomer


Gustika Jusuf Hatta

Gustika Jusuf Hatta

Penyintas ‘65’ Generasi Baby Boomer

Riset Gustika meliputi reformasi sektor keamanan, HAM,
dan feminisme dalam politik luar negeri. Gustika memperoleh gelar sarjananya dalam
bidang Studi Perang di King’s College London, Inggris, pada tahun 2018.
Dalam seminar ini mempresentasikan tentang, sejauh mana di kalangan generasi muda Indonesia jaman sekarang
kesadaran Hak Asasi Manusia menjadi bagian dari “Menjadi Orang Indonesia.
Coory Yohana


Coory Yohana

Koordinator Youth Studies di Pamflet Generasi


Coory Yohana

Coory Yohana

Koordinator Youth Studies di Pamflet Generasi

Alumni Ilmu Hubungan Internasional UGM lulus pada tahun 2019. Saat ini, ia bekerja sebagai Koordinator Youth Studies di Pamflet Generasi, organisasi yang bekerja di bidang HAM dan anak muda.
Dalam seminar ini mempresentasikan, “Apa yang dilakukan oleh generasi muda dan mahasiswa dalam memajukan penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Apalagi lagi yang harus dilakukan di masa depan ?”


Dr. Gregorius Sri Nurhartanto

Dosen Hukum Atma Jaya Yogyakarta


Dr. Gregorius Sri Nurhartanto

Dosen Hukum Atma Jaya Yogyakarta

Rektor Universits Atma Jaya Yogjakarta 2015-2019, dan hingga sekarang merupakan Dosen tetap Fakultas Hukum UAJY.
Sandra Moniaga


Sandra Moniaga

Komisioner Komnas HAM


Sandra Moniaga

Sandra Moniaga

Komisioner Komnas HAM

Pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional. Mendapat gelar PhD dari The University of Melbourne di tahun 2019, Randy sekarang mengemban amanah sebagai Sekretaris Departemen HI UGM. Risetnya berfokus seputar isu HAM dan rezim kerja sama di ASEAN dan Asia Timur.


Pande K. Trimayuni

Co- founder Institut Ungu


Pande K. Trimayuni

Co- founder Institut Ungu

Co- founder Institut Ungu dan seorang peneliti, dosen, penasehat lembaga internasional, lulusan Universitas Indonesia dan The London School of Economics (LSE), Inggris (UK).
Dr. Randi Wirasta Nandyatama


Dr. Randi Wirasta Nandyatama

Dosen Hubungan Internasional UGM


Dr. Randi Wirasta Nandyatama

Dr. Randi Wirasta Nandyatama

Dosen Hubungan Internasional UGM

Pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional. Mendapat gelar PhD dari The University of Melbourne di tahun 2019, Randy sekarang mengemban amanah sebagai Sekretaris Departemen HI UGM. Risetnya berfokus seputar isu HAM dan rezim kerja sama di ASEAN dan Asia Timur.


Nita Noviyanti

Peneliti Kontras


Nita Noviyanti

Peneliti Kontras

Peneliti Kontras
Dana Fahadi, MA


Dana Fahadi, MComm & MediaSt

Dosen Komunikasi UGM


Dana Fahadi, MA

Dana Fahadi, MComm & MediaSt

Dosen Komunikasi UGM

Co- founder Institut Ungu dan seorang peneliti, dosen, penasehat lembaga internasional, lulusan Universitas Indonesia dan The London School of Economics (LSE), Inggris (UK).

Produksi Institut Ungu 2020

web development by human.web.id