Menyambut Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (25 November) dan Hari Hak Asasi Manusia (10 Desember)
Dasar perjuangan Hak Asasi Manusia di seluruh dunia adalah memperjuangkan harkat dan martabat sebagai manusia. Peradaban tinggi suatu bangsa ditandai dengan penghargaan terhadap martabat kemanusiaan. Perghargaan terhadap martabat dan hak asasi manusia dijamin dengan berbagai peraturan dan kesepakatan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu yang menjadi pijakan kita adalah Universal Declaration of Human Rights (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, untuk selanjutnya disebut sebagai UDHR). UDHR adalah sebuah instrumen hak asasi manusia yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris, Perancis. Tanggal ini selanjutnya diakui sebagai Hari Hak Asasi Manusia di seluruh dunia. Instrumen tersebut memuat berbagai prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia seperti hak untuk hidup, hak untuk terbebas dari perbudakan, hak atas kebebasan beragama, hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat, hingga hak atas kebebasan berpikir dan menyapaikan pendapat dan bereskpresi.
Bagaimanakah dalam konteks Indonesia? Jejak-jejak apa yang bisa kita telusuri dan dijadikan pembelajaran mengenai penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia? Apakah penghargaan terhadap martabat dan hak asasi manusia adalah bagian dari nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang Bangsa Indonesia? Bagaimana budaya Indonesia yang beragam melihat persoalan martabat dan hak asasi manusia ini? Bagaimana penegakan Hak Asasi Manusia pada masa lalu dan hari ini, termasuk hak-hak difable ?
Human Rights Goes To Campus Institut Ungu bekerjasama dengan berbagai Lembaga dan organisasi masyarakat dan akademis ini bertujuan untuk menggali secara mendalam nilai-nilai dan praktek-
praktek terkait penghormatan martabat dan hak asasi manusia dalam bingkai budaya Indonesia. Apakah ada kekhasan tertentu, tantangan atau potensi-potensi yang patut mendapat perhatian lebih lanjut.
Kegiatan ini secara khusus akan menargetkan generasi muda khususnya mahasiswa. Bersama generasi muda/mahasiswa diharapkan akan dapat melihat masa lalu, masa sekarang dan prospek masa depan penghormatan martabat dan hak asasi manusia di Indonesia. Selain itu kita akan mendiskusikan bagaimana pandangan generasi muda dan bagaimana potensi kebudayaan bisa melakukan intervensi untuk mengangkat persoalan Hak Asasi Manusia.
Beberapa pertanyaan yagn coba diulas dalam seminar ini:
Pertunjukan Budaya: Surat-surat Pena Perubahan
Seminar Human Rigths Goes to Campus